Selasa, 10 Juni 2014

Hati ini membeku dan aku tak ingat lagi sudah berapa lama hati ini membeku seperti es. Seharusnya es menjalankan tugasnya untuk mencair, tapi hingga saat ini es itu juga belum mencair.
Terkadang Aku juga heran, mengapa hanya satu orang itu yang membuat hatiku membeku seperti ini. Kini tak ada lagi kehangatan hanya dingin yang menjalari kehidupanku. Kebekuan ini tak kan membunuhku tapi juga tak kan dapat membuatku bahagia. Tuhan, kirimkan lah kepadaku seseorang yang dapat mencairkan kebekuan ini, tak peduli dia adalah orang yang telah membuat kebekuan ini atau bukan. 
Aku sudah merasa letih dalam kebekuan ini.

Selasa, 22 April 2014

Gambar @ background daun pale yellow

background daun minimalis pale yellow

Cerpen "Andai Aku Bisa Memilih Kepada Siapa Aku Jatuh Cinta"




Andai Aku Bisa Memilih Kepada Siapa Aku Jatuh Cinta
Gerimis ini jatuh membawa butiran air yang begitu halus, tak seperti biasanya. Aku sangat menyukai gerimis yang seperti ini, serasa damai sekali hati ini. Aku ingin sekali merasakan halusnya gerimis ini, berdiri di samping bunga-bunga itu dan merasakan kedamaiannya terlebih lagi saat seseorang yang sangat aku kagumi berdiri disitu bersamaku.
Tiba-tiba Aku merasakan seseorang memegang pundakku,
“Keyla, tugasmu sudah selesaikah? Aku mau lihat.” Tanya Nia padaku
ehm… rupanya Nia membuyarkan lamunan nakalku ini. Nia temen baikku aku dan dia sudah berteman mulai dari SMP maklumlah kita dulu memang satu sekolah satu kelas lagi. Saat ini aku sudah kelas satu SMA dan barusan aku melamun saat guruku keluar kelas dan meninggalkan setumpuk tugas untuk kita.
Setelah selesai mengerjakan tugas, akupun mencoba mengingat-ingat siapakah yang muncul dilamunanku. Hampir tak percaya Arka yang ada di lamunanku tadi kenapa bukan Bastian, cinta pertamaku.
***
Malam-malamku selalu sunyi tanpa ada seseorang yang kembali mengisi hati ini,
“Tapi kenapa tadi aku mikirin Arka ya?” Tanyaku dalam hati.
Arka sahabat baikku juga dia anaknya lucu, seneng bercanda, imut, ehm ganteng juga sih. Aku tidak mau memikirkan Arka lagi, aku takut sakit hati ketika cinta bertepuk sebelah tangan.
***
Di sekolah panas sekali padahal kemarin mendung, cuaca sekarang memang cepat berubah.
Semoga pelajaran biologi hari ini menyenangkan walaupun cuacanya tidak mendukung. Guruku datang dan langsung meminta kami untuk berpasang-pasang cewek cowok. Ini yang membuatku bingung karena aku belum begitu kenal dengan teman sekelasku maklumlah baru satu minggu aku masuk SMA.
“yuk, berpasangan sama aku” ucapnya sambil memegang pundakku
Belum sempat otakku mencerna ucapannya dia sudah duduk di sebelahku.
Guru biologiku menjelaskan bahwa beliau akan memakai strategi pembelajaran TPS (Think Pair Share) oleh karena itu beliau meminta kami berpasang-pasangan. Aku dan Arka berdiskusi dengan baik dan bukan Arka namanya kalau enggak bisa buat orang tertawa terus. Sepanjang waktu diskusi dia selalu memanggilku “my sweet” awalnya sih biasa saja dengan panggilan itu tapi beberapa menit kemudian dia membuatku meleleh. Arka adalah teman cowok pertama yang sering main-main ke rumahku. Aku satu kelas dengannya saja sudah bahagia banget apalagi sekarang satu tempat bimbel juga. Tapi, perasaan ini tidak berlangsung lama.
Tanpa disadari seseorang bernama Riky masuk dalam kehidupanku juga. Riky baik sekali, dia perhatian padaku melebihi perhatian Arka. Riky selalu membantuku, menemaniku sekaligus tempat curhatku. Riky menyiapkan pesta kecil dihari ulang tahunku sesuatu yang tak pernah terfikirkan olehku, sebuah kejutan luar biasa. Aku menganggap Riky sebagai sahabat baikku.
***
Saat keluar dari tempat bimbel, aku senang sekali ketika kulihat di luar sana gerimis yang begitu halus itu datang lagi. Tanpa kusadari aku langsung berlari kecil keluar merasakan halusnya gerimis yang jatuh ditanganku. Tiba-tiba kurasakan seseorang memegang tanganku dan sedikit menarikku ke seberang jalan. Orang itu adalah Arka. Sedetik kemudian dia mulai bicara.
“Keyla, apakah kamu suka sama Riky?” Tanya Arka sambil menatap mataku. Tatapan matanya begitu tajam membuat dadaku serasa sesak.
“enggak, Ar. Aku sama Riky enggak ada apa-apa” jawabku sambil menatap matanya juga. Tapi sebuah kata-kata yang tak dapat ku percaya keluar dari bibirnya.
“kamu bohong ya La, jelas-jelas kamu bohong” ucapnya kemudian meninggalkanku.
Aku ingin teriak bahwa aku tidak bisa suka ke Riky karena aku suka kamu, Arka. Tapi teriakan itu tertahan sungguh aku tak bisa mengerti Arka, kenapa dia tidak percaya dengan ucapanku. Tapi ada satu hal yang membuatku tertegun, baru kali ini Arka bicara begitu serius. Tangisku tak terbendung ketika sampai di rumah, walaupun aku tak tahu dengan pasti apa yang membuatku menangis.
Setelah kejadian itu hubunganku dengan Arka agak renggang. Arka yang sekarang tak pernah peduli padaku. Dia tidak pernah bercanda dengan ku lagi, aku merindukan kamu yang dulu, Arka. Padahal sebelum ini dialah yang selalu membuatku tersenyum tapi sekarang hari-hariku begitu sunyi karena dia tlah berubah.
***
Arka dan Riky adalah sahabat mulai SMP juga mereka sama-sama baik padaku. Beberapa hari berikutnya tiba-tiba Riky menyatakan cintanya padaku. Bukannya aku bahagia aku malah sedih, aku bingung karena aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku mencintai Arka tapi aku juga tidak tega untuk menolak Riky yang selalu baik padaku, selalu ada untukku. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima Riky, belajar mencintainya dan melupakan Arka tidak peduli lagi padaku. Hari-hariku terasa lebih berat karena aku harus berpura-pura bahagia saat bersama Riky padahal hatiku masih bingung memikirkan Arka yang menjauh dariku. Aku mencoba mencari-cari kesalahan yang aku lakukan pada Arka tapi tak kunjung ketemu juga. Aku berusaha memusatkan perhatianku hanya untuk Riky seorang tapi masih belum bisa juga. Lama kelamaan aku semakin merasa bersalah pada Riky dan sampai akhirnya aku memilih tuk putus dengannya. Keputusanku ini memang menyakiti Riky tapi daripada terus membohongi diri sendiri dan selalu berpura-pura di depannya.
Kini aku sendiri dan merenungi rasa bersalahku sambil meneteskan air mata penyesalanku. “andai saja aku bisa memilih kepada siapa aku jatuh cinta, mungkin takkan ada yang tersakiti”.
***************