Rabu, 23 April 2014
Selasa, 22 April 2014
Cerpen "Andai Aku Bisa Memilih Kepada Siapa Aku Jatuh Cinta"
Andai Aku Bisa Memilih Kepada Siapa Aku
Jatuh Cinta
Gerimis
ini jatuh membawa butiran air yang begitu halus, tak seperti biasanya. Aku
sangat menyukai gerimis yang seperti ini, serasa damai sekali hati ini. Aku
ingin sekali merasakan halusnya gerimis ini, berdiri di samping bunga-bunga itu
dan merasakan kedamaiannya terlebih lagi saat seseorang yang sangat aku kagumi
berdiri disitu bersamaku.
Tiba-tiba Aku merasakan
seseorang memegang pundakku,
“Keyla, tugasmu sudah
selesaikah? Aku mau lihat.” Tanya Nia padaku
ehm… rupanya Nia membuyarkan
lamunan nakalku ini. Nia temen baikku aku dan dia sudah berteman mulai dari SMP
maklumlah kita dulu memang satu sekolah satu kelas lagi. Saat ini aku sudah
kelas satu SMA dan barusan aku melamun saat guruku keluar kelas dan
meninggalkan setumpuk tugas untuk kita.
Setelah selesai mengerjakan
tugas, akupun mencoba mengingat-ingat siapakah yang muncul dilamunanku. Hampir
tak percaya Arka yang ada di lamunanku tadi kenapa bukan Bastian, cinta
pertamaku.
***
Malam-malamku selalu sunyi tanpa
ada seseorang yang kembali mengisi hati ini,
“Tapi kenapa tadi aku mikirin
Arka ya?” Tanyaku dalam hati.
Arka sahabat baikku juga dia
anaknya lucu, seneng bercanda, imut, ehm ganteng juga sih. Aku tidak mau
memikirkan Arka lagi, aku takut sakit hati ketika cinta bertepuk sebelah
tangan.
***
Di sekolah panas sekali padahal
kemarin mendung, cuaca sekarang memang cepat berubah.
Semoga pelajaran biologi hari
ini menyenangkan walaupun cuacanya tidak mendukung. Guruku datang dan langsung
meminta kami untuk berpasang-pasang cewek cowok. Ini yang membuatku bingung
karena aku belum begitu kenal dengan teman sekelasku maklumlah baru satu minggu
aku masuk SMA.
“yuk, berpasangan sama aku” ucapnya
sambil memegang pundakku
Belum sempat otakku mencerna
ucapannya dia sudah duduk di sebelahku.
Guru biologiku menjelaskan bahwa
beliau akan memakai strategi pembelajaran TPS (Think Pair Share) oleh karena
itu beliau meminta kami berpasang-pasangan. Aku dan Arka berdiskusi dengan baik
dan bukan Arka namanya kalau enggak bisa buat orang tertawa terus. Sepanjang waktu
diskusi dia selalu memanggilku “my sweet” awalnya sih biasa saja dengan panggilan
itu tapi beberapa menit kemudian dia membuatku meleleh. Arka adalah teman cowok
pertama yang sering main-main ke rumahku. Aku satu kelas dengannya saja sudah
bahagia banget apalagi sekarang satu tempat bimbel juga. Tapi, perasaan ini
tidak berlangsung lama.
Tanpa disadari seseorang bernama
Riky masuk dalam kehidupanku juga. Riky baik sekali, dia perhatian padaku
melebihi perhatian Arka. Riky selalu membantuku, menemaniku sekaligus tempat
curhatku. Riky menyiapkan pesta kecil dihari ulang tahunku sesuatu yang tak
pernah terfikirkan olehku, sebuah kejutan luar biasa. Aku menganggap Riky
sebagai sahabat baikku.
***
Saat keluar dari tempat bimbel,
aku senang sekali ketika kulihat di luar sana gerimis yang begitu halus itu
datang lagi. Tanpa kusadari aku langsung berlari kecil keluar merasakan
halusnya gerimis yang jatuh ditanganku. Tiba-tiba kurasakan seseorang memegang
tanganku dan sedikit menarikku ke seberang jalan. Orang itu adalah Arka.
Sedetik kemudian dia mulai bicara.
“Keyla, apakah kamu suka sama Riky?”
Tanya Arka sambil menatap mataku. Tatapan matanya begitu tajam membuat dadaku
serasa sesak.
“enggak, Ar. Aku sama Riky
enggak ada apa-apa” jawabku sambil menatap matanya juga. Tapi sebuah kata-kata
yang tak dapat ku percaya keluar dari bibirnya.
“kamu bohong ya La, jelas-jelas
kamu bohong” ucapnya kemudian meninggalkanku.
Aku ingin teriak bahwa aku tidak
bisa suka ke Riky karena aku suka kamu, Arka. Tapi teriakan itu tertahan
sungguh aku tak bisa mengerti Arka, kenapa dia tidak percaya dengan ucapanku. Tapi
ada satu hal yang membuatku tertegun, baru kali ini Arka bicara begitu serius.
Tangisku tak terbendung ketika sampai di rumah, walaupun aku tak tahu dengan
pasti apa yang membuatku menangis.
Setelah kejadian itu hubunganku
dengan Arka agak renggang. Arka yang sekarang tak pernah peduli padaku. Dia
tidak pernah bercanda dengan ku lagi, aku merindukan kamu yang dulu, Arka. Padahal
sebelum ini dialah yang selalu membuatku tersenyum tapi sekarang hari-hariku
begitu sunyi karena dia tlah berubah.
***
Arka dan Riky adalah sahabat
mulai SMP juga mereka sama-sama baik padaku. Beberapa hari berikutnya tiba-tiba
Riky menyatakan cintanya padaku. Bukannya aku bahagia aku malah sedih, aku
bingung karena aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku mencintai Arka
tapi aku juga tidak tega untuk menolak Riky yang selalu baik padaku, selalu ada
untukku. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima Riky, belajar mencintainya dan
melupakan Arka tidak peduli lagi padaku. Hari-hariku terasa lebih berat karena
aku harus berpura-pura bahagia saat bersama Riky padahal hatiku masih bingung memikirkan
Arka yang menjauh dariku. Aku mencoba mencari-cari kesalahan yang aku lakukan
pada Arka tapi tak kunjung ketemu juga. Aku berusaha memusatkan perhatianku
hanya untuk Riky seorang tapi masih belum bisa juga. Lama kelamaan aku semakin
merasa bersalah pada Riky dan sampai akhirnya aku memilih tuk putus dengannya.
Keputusanku ini memang menyakiti Riky tapi daripada terus membohongi diri
sendiri dan selalu berpura-pura di depannya.
Kini aku sendiri dan merenungi
rasa bersalahku sambil meneteskan air mata penyesalanku. “andai saja aku bisa
memilih kepada siapa aku jatuh cinta, mungkin takkan ada yang tersakiti”.
***************
Jumat, 18 April 2014
Langganan:
Postingan (Atom)